LAPORAN KARYA ILMIAH : ANTI SUICIDE CLUB (Pencegahan Bunuh Diri Pada Remaja)




         





ABSTRAK

Bunuh diri ialah usaha  seseorang  untuk  mengakhiri hidupnya dengan cara suka rela atau sengaja. Faktor yang dapat mengakibatkan percobaan bunuh diri antara lain karena adanya gangguan psikologis, penggunaan alcohol dan narkotik (Substance Abuse), krisis kepribadian (Personality Disorder), penyakit-penyakit jasmani (Physical Illnesses), faktor-faktor genetis (Genetic Factors), perubahan dalam bursa kerja (Labour Market), kondisi keluarga, dan pengaruh media massa. Karakteristik dari orang-orang  yang cenderung  melakukan  dan  sudah  melakukan percobaan bunuh diri antara lain: merasa putus asa, mengalami insomnia, pernah mencoba bunuh diri, merasa cemas, depresi, marah, dendam, dan bersalah. Oleh karena itu, remaja yang memiliki ciri-ciri cenderung bunuh diri, harus ditangani dengan baik dan tepat. Cara seorang teman mencegah bunuh diri pada remaja dapat dilakukan dengan berbagai cara di bawah ini: 1) Memberi support; 2) Memberi nasihat; 3)Memberi afeksi; 4) Penenangan batin.














KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kami kemudahan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Research Based-Learning ini dengan tepat waktu.

Laporan Research Based-Learning yang berjudul “ Pengaruh Teman dalam Pencegahan Bunuh Diri pada Remaja” (Suatu Kajian Sosiologis Siswa SMAN 3 Bandung)  ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas penelitian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Banyak manfaat yang bisa kami petik melalui kegiatan penelitian ini, antara lain kami bisa menimba banyak pengetahuan dan pengalaman terkait bagaimana menyusun sebuah hasil penelitian yang nota bene belum pernah kami lakukan sebelumnya.

Laporan penelitian ini terbagi atas: Pendahuluan, Kajian teori, Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian, Daftar pustaka, dan Lampiran.

Dalam penyusunan laporan Research Based-Learning ini kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan/ketidaksempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Tidak lupa, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang kami hormati, Ibu Dra. Yattini, M.Pd., selaku guru pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mana atas bimbingannya kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Harapan kami, semoga Laporan Research Based-Learning ini dapat memberikan manfaat sebagai bekal kami ke depan, khususnya ketika kami sudah duduk di perguruan tinggi kelak.  Di samping bisa menambah wawasan tentang bagaimana pencegahan bunuh diri pada remaja, yang bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.


Bandung, Februari 2019
     
              Penulis,









DAFTAR ISI

                 
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I   PENDAHULUAN
          1.1   Latar Belakang Penelitian
          1.2   Rumusan Masalah
          1.3   Tujuan Penelitian
          1.4   Manfaat Penelitian
          1.5   Definisi Operasional
BAB II KAJIAN TEORI
          2.1   Definisi Teman
          2.2   Peran Teman
          2.3 Definisi Bunuh Diri
          2.4   Penyebab Bunuh Diri
          2.5   Ciri-Ciri Orang Yang Cenderung Bunuh Diri
          2.6  Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
         3.1   Rancangan Penelitian
         3.2   Populasi dan Sampel
         3.3   Instrumen Penelitian
         3.4   Teknik Pengumpulan Data
         3.5   Prosedur Penelitian
         3.6  Teknik Pengolahan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
          4.1.  Data Penelitian
          4.2. Analisis Data
          4.3. Analisis wawancara
BAB V  PENUTUP
          5.1.  Simpulan
          5.2.  Saran
DAFTAR REFERENSI
DAFTAR PUSTAKA
























BAB I
PENDAHULUAN



     1.1 Latar Belakang

Bunuh diri merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji, hal ini dikarenakan bunuh diri  sampai saat ini, belum bisa ditentukan akar permasalahannya secara spesifik. Bunuh diri seringkali mewarnai pemberitaan di media, ini dikarenakan peningkatan angka bunuh diri yang sangat signifikan. Seperti kasus bunuh diri yang dilakukan oleh remaja berumur 16 tahun dengan cara menjatuhkan diri dari Jembatan Ampera ke Sungai Musi, bunuh diri ini terjadi di Palembang pada tanggal 10 Januari 2019 (Palembang.tribunnews.com). Sebelumnya terjadi percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh remaja berusia 13 tahun dengan cara menggantung dirinya menggunakan kain sarung, karena tidak diizinkan mengantar adiknya ke sekolah (Liputan6.com).

Dari beberapa kasus tersebut di atas menunjukkan bahwa, di Indonesia  angka kematian akibat bunuh diri semakin meningkat. Ini didukung dengan data dari World Health Organization (WHO) pada tahu[n 2010 yang menyebutkan angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000 jiwa. Tentu jika tidak ada upaya bersama pencegahan bunuh diri, angka tersebut bisa tumbuh dari tahun ke tahun. Bahkan WHO meramalkan pada 2020 angka bunuh diri di Indonesia secara global menjadi 2,4 per 100.000 jiwa (Kompasiana.com). Data dari WHO menyimpulkan bahwa bunuh diri telah menjadi masalah besar bagi kesehatan masyarakat di negara maju dan menjadi masalah yang terus meningkat jumlahnya di negara berpenghasilan rendah dan sedang. Hampir satu juta orang meninggal setiap tahunnya akibat bunuh diri. Ini berarti kurang lebih setiap 40 detik jatuh korban bunuh diri. Jumlah ini melebihi akumulasi kematian akibat pembunuhan dan korban perang. Percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh anak muda  diperkirakan sekitar 19.000 percobaan, berarti lebih dari satu percobaan setiap 30 menit (Husain, 2005:200).

Dari latar belakang tersebut di atas, maka perlu adanya penelitian mengenai bunuh diri di kalangan remaja untuk meningkatkan rasa empati dan peduli terhadap teman sekolah yang berpotensi melakukan tindakan bunuh diri. Untuk itu kami melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Teman Dalam Pencegahan Bunuh Diri Pada Remaja” (Suatu Kajian Sosiologis Siswa SMAN 3 Bandung. Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat sebagai upaya penanggulangan bunuh diri dan sebagai tambahan referensi mengenai pencegahan percobaan bunuh diri.

      1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang  masalah  tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor yang menjadi penyebab seorang siswa melakukan tindakan bunuh diri ?
2. Bagaimana pengaruh  teman terhadap siswa yang akan melakukan tindakan bunuh diri ?
3. Hal-hal apa saja yang dapat mencegah seorang siswa untuk tidak melakukan tindakan  bunuh diri ?

       1.3. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah riset ini, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab seorang siswa melakukan tindakan bunuh diri.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh teman terhadap siswa yang akan melakukan tindakan bunuh diri.
3. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mencegah seorang siswa dari keinginannya melakukan tindakan bunuh diri.

      1.4. Manfaat Penelitian
1. Untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang sosiologi.
2. Untuk mengetahui cara yang tepat mencegah orang yang ingin bunuh diri pada siswa SMA.
3. Sebagai  upaya untuk mengurangi percobaan bunuh diri pada siswa SMA khususnya dan masyarakat luas umumnya.

     1.5. Definisi Opersional
  1. Kajian/ka.ji.an/ n hasil mengkaji
  2. Sosiologis/so.si.o.lo.gis./ a mengenai sosiologi; menurut sosiologi
  3. Pengaruh/pe.nga.ruh/ n daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (KBBI V)
  4. Teman/te.man/ n 1 kawan; sahabat; 2 orang yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap) (KBBI V)
  5. Pencegahan/pen.ce.gah.an/ n proses, cara, perbuatan mencegah; pencegahan; penolakan
  6. Bunuh/bu.nuh/ v habisi nyawa secara sengaja
  7. Diri/di.ri/ n 1 orang seorang (terpisah dari yang lain); badan; 2 tidak dengan yang lain; sendiri; 3 dipakai sebagai pelengkap beberapa kata kerja untuk menyatakan bahwa penderitanya atau tujuannya adalah badan sendiri
  8. Remaja/re.ma.ja/ a 1 mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin; 2 muda; 3 pemuda
  9. Siswa/sis.wa/ n murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah); pelajar
  10. SMA/ n sekolah menengah atas








BAB II
KAJIAN TEORI


2.1. Pengertian Teman

Menurut KBBI daring, teman adalah orang yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan). Dalam artian ini, teman merupakan orang yang mendampingi seseorang dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Teman juga berarti seseorang yang bisa diajak kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Rubin (2004), persahabatan adalah multidimensi dalam sifat dan melayani manusia dalam berbagai cara (seperti kesenangan, harapan dan ketakutan, menyediakan afeksi, dukungan dan keamanan emosi). Berdasarkan pengertian dari ahli diatas, istilah pertemanan atau persahabatan menggambarkan hubungan dalam berbagai bidang kehidupan seperti afeksi, apresiasi, dan dukungan moral. Sahabat atau teman haruslah mendukung temannya dengan berbagai cara, entah itu secara material atau moral.

Menurut Shaffer (2005), persahabatan diartikan sebagai sebuah hubungan yang kuat dan bertahan lama antara dua individu yang dikarakteristikkan dengan kesetiaan, kekariban, dan saling menyayangi. Dalam sebuah pertemanan biasanya memiliki kesamaan dalam selera, hobi, dan hal lain. Maka dari itu seringkali seseorang menghabiskan waktu bersama teman-temannya dikarenakan adanya keselarasan pemikiran dan perbuatan antar individu.

2.2.  Peran Teman

Syamsu Yusuf (2002:60) mengemukakan peranan  teman  sebaya bagi     remaja     adalah memberikan kesempatan bagi remaja untuk ;

1. Belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain.

Interaksi merupakan hal saling melakukan aksi, berhubungan, memengaruhi; antarhubungan (KBBI V). Adanya interaksi bertujuan agar terwujudnya suatu makhluk sosial yang saling membantu satu sama lain.

2. Belajar mengontrol tingkah  laku sosial.

Seorang teman memiliki peran memengaruhi satu sama lain. Antar indivdu dapat saling memberi saran dan mengkritik perihal perilaku sehari-hari. Entah  itu perilaku baik atau buruk namun  yang pasti perilaku teman berpengaruh  pada perilaku  seseorang.

3. Belajar  mengembangkan  keterampilan dan minat  yang  relevan dengan  usianya

Dengan adanya  teman, seseorang dapat bertukar pendapat dan pendapat itu dapat dijadikan masukan untuk mengembangkan diri. Dengan adanya teman pula seseorang dapat mengasah keterampilan dengan cara bersaing dengan baik.

4. Belajar saling bertukar perasaan dan masalah.

Temanlah orang yang harusnya dapat dipercaya untuk mendengarkan perasaan kita. Teman yang baik pasti akan mencarikan  solusi sebaik mungkin untuk keluar dari permasalahan yang sedang dialami.

2.3. Pengertian Bunuh Diri

Dalam Encyclopedia  Britannica, bunuh diri didefinisikan sebagai usaha  seseorang  untuk mengakhiri hidupnya dengan cara suka rela atau sengaja. Sedangkan menurut aliran human behavior, bunuh diri  ialah bentuk pelarian parah dari dunia  nyata,  atau  lari  dari  situasi  yang  tidak  bisa ditolerir,  atau  merupakan bentuk  regresi  ingin  kembali  pada  keadaan  nikmat,  nyaman,  dan tentram (Kartono, 2000:143).  Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bunuh diri adalah usaha untuk mengakhiri hidup secara sengaja untuk melarikan diri dari tekanan parah yang ada di kenyataan.

2.4. Penyebab Bunuh Diri

Terdapat banyak faktor yang dapat   mengakibatkan seseorang melakukan percobaan bunuh diri, menurut Husain (2005:67) di antaranya yaitu:

1. Adanya Gangguan  Psikologis

Gangguan psikologis sangat berpengaruh bagi seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan berbahaya, baik itu merupakan tindakan bunuh  diri  yang  mematikan, maupun  bunuh  diri  yang  tidak  mematikan.  Depresi  dan  skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang sering berkaitan dengan percobaan bunuh diri. Terdapat studi yang digelar pada tahun 1990, ditemukan bahwa dari  60%  laki-laki  dan  44%  perempuan  yang  melakukan  percobaan bunuh  diri  menderita depresi. (Apter&Freudenstein,  2000).

2. Penggunaan Alkohol dan Narkotik (Substance Abuse)

Penggunaan  alkohol  dan  narkotik juga merupakan  faktor  yang  sangat penting  dalam  percobaan  bunuh  diri,  hal  ini  dapat  dilihat  dari  berbagai penelitian  yang  menunjukkan bahwa penggunaan narkotik dan  obat-obatan lainnya ikut ambil   bagian   dalam kasus bunuh diri dengan prosentase  antara  25%  sampai  55%                   (Murphy,  2000.  Dalam  Husain, 2005:73).

3. Krisis Kepribadian (Personality Disorder)

Meskipun hubungan antara krisis kepribadian dan bunuh diri belum diyakini  secara  umum,  tapi  beberapa  penelitian  terkini  menunjukkan bahwa  krisis  kepribadian  merupakan  faktor  penting  dalam  melakukan percobaan bunuh diri (Linehan et al, 2000).  Krisis kepribadian didapatka pada 40%-53% dari orang-orang  yang  melakukan percobaan bunuh diri.    (Brent et al, 1994 ; Lesage et al, 1997 ; Roy&Draper, 1996).

4. Penyakit-Penyakit Jasmani (Physical Illnesses)

Penyakit-penyakit  jasmani  termasuk  hal-hal  yang paling  sering mengakibatkan     bunuh diri, khususnya bagi orang-orang tua. (Harwood&Jacoby,  2000).

5. Faktor-Faktor Genetis (Genetic Factors)

Tindakan  bunuh  diri  yang  dilakukan  salah  satu anggota  keluarga  atau kerabat  bukanlah  sebab  langsung  bagi  bunuh  diri.  Namun,  para  anggota keluarga ini lebih rentan terhadap bunuh diri dari pada yang lain.  Hal ini mengacu  pada  kenyataan  bahwa  depresi  dan  penyakit-penyakit  lainnya memiliki    kesiapan    genetis.    Jika tidak    mendapatkan    penanganan, penyakit-penyakit ini bisa jadi mengakibatkan tindakan bunuh diri.

6. Perubahan dalam Bursa Kerja (Labour Market)

Revolusi ekonomi dan teknologi saat ini mempengaruhi  kesehatan  penduduk  dunia,  di antara  permasalahan  serius yang   dihadapi   dunia   secara   bersama   adalah   semakin   bertambahnya jumlah    pengangguran.  Krisis moneter    dan    ekonomi    di    dunia mengakibatkan  bertambahnya  pengangguran  dan  menimbulkan  bahaya yang serius.

7. Kondisi Keluarga

Kebanyakan remaja  yang  memiliki perilaku  bunuh diri  menghadapi berbagai masalah keluarga yang membawa mereka kepada kebimbangan tentang  harga  diri,  serta  menumbuhkan  perasaan  bahwa  mereka  tidak disukai,  tidak  diperlukan,  tidak  dipahami,  dan  tidak  dicintai.  Biasanya  para  orang tua  yang  berada  di sekitar  anak berlaku keras terhadapnya, mengabaikannya, atau hanya memperhatikan pertumbuhan fisiknya saja dan bukan perilakunya. Hilangnya cinta kadang ikut berperan bagi perkembangan bahaya bunuh diri. Kehilangan cinta ini bisa  terjadi  karena  faktor  kematian,  perceraian,  atau  menurunnya  kasih sayang orang tua dan orang-orang yang memiliki kedudukan penting dalam kehidupan seseorang.

8. Pengaruh Media Massa

Berita  tentang  bunuh  diri  kadang  dapat  memicu  tindakan  bunuh diri,  terutama  bagi  orang-orang  yang  memang  telah  mempersiapkan  diri untuk melakukannya.  Ketika mereka tahu bahwa orang yang mati bunuh diri  sebelumnya  hidup  dengan  posisi  dan  keadaan  yang  sama  dengan yang  mereka alami,  maka  itu  bisa  mendorong  mereka untuk  meniru dan melakukan perbuatan yang sama.

2.5. Ciri-Ciri Orang yang Cenderung Bunuh Diri

Munurut Kartono (2000:147) terdapat beberapa ciri/ karakteristik dari orang-orang  yang cenderung melakukan  dan  sudah  melakukan perbuatan  percobaan bunuh diri, antara lain:

1. Ada ambivalensi yang sadar atau tidak sadar antara keinginan untuk mati dan untuk hidup.
2. Ada  perasaan  tanpa  harapan,  tidak  berdaya,  sia-sia,  sampai pada  jalan buntu, merasa tidak mampu mengatasi segala kesulitan dalam hidupnya.
3. Dia  merasa  pada  batas  ujung  kekuatan,  merasa  sudah  mencapai  total, secara fisik dan secara mental.
4. Selalu  dihantui  atau  dikejar-kejar  rasa  cemas,  takut,  tegang,  depresi, marah, dendam, dosa atau bersalah.
5. Ada  kekacauan  atau  khaos  dalam  kepribadiannya,  mengalami  kondisi disorganisasi  dan  disintegrasi  personal,  tanpa  mampu  keluar  dari  jalan buntu dan tanpa kemampuan memperbaikinya.
6. Terayun-ayun    dalam    macam-macam    suasana    hati/stemming yang kontroversal,  agitasi  lawan  apati,  ingin  lari  lawan  dari  berdiam  diri, memiliki potensialitas kontra kelemahan dan ketidakberanian.
7. Terdapat   pengerutan   kognitif,   ada   ketidakmampuan   melihat   dengan wawasan  bening,  tidak  mampu  melihat  alternatif  lain,  bahkan  meyakini limitasi dan kelemahan dari potensialitas sendiri.
8. Hilangnya  kegairahan  hidup,  hilang  minat  pada  aktivitas  sehari-hari, pupus kegairahan seksnya, tanpa minat terhadap masyarakat sekitar.
9. Banyak  penderitaan  jasmaniah,  mengalami  insomnia  (tak  bisa  tidur), mengalami  anoreksia  atau  tidak  suka  makan  dan  menderita  psikastenia dan simptom-simptom psikosomatis lainnya.
10. Penderita  pernah  sekali  atau  beberapa  kali  mencoba  melakukan  upaya bunuh diri.

2.6. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori tersebut, kami berasumsi bahwa “teman memiliki pengaruh besar dalam pencegahan bunuh diri.”











BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan kebenaran dari sebuah teori dengan penggambaran data kuantitatif yang menyangkut keadaan subjek atau fenomena dari sebuah populasi. Parameter akan menjadi tolok ukur untuk membahas data-data yang ada. Metode ini cenderung menjadi sebuah penelitian dengan cara mengumpulkan data menggunakan ilmu pasti yaitu melalui kuesioner/angket, survei, dan wawancara.

Pengumpulan data dengan metode deskriptif kuantitatif akan dilakukan melalui google form. Google form atau yang disebut juga google formulir ini berbasis online dan menjadi sarana untuk mendapatkan data survei yang cepat dan praktis, karena sampel dapat dengan mudah menjangkau pengisian survei untuk data penelitian kami.

Di samping itu, pengumpulan data dilengkapi dengan wawancara terhadap narasumber yang telah bersedia dimintai keterangan tanpa menyebut identitas narasumber.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi: Siswa SMA Negeri 3 Bandung Angkatan  2020 dan 2021
Sampel : 103 Siswa SMA Negeri 3 Bandung Angkatan 2020 dan 2021

3.3. Instrumen Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam riset ini adalah survei dan wawancara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, survei adalah teknik riset dengan memberi batas yang jelas atas data. Kami akan melakukan survei siswa SMA Negeri 3 Bandung tentang pengaruh teman terhadap pencegahan bunuh diri.

Wawancara, yaitu, “Metode interviu, mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang responden dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu.”
(Koenconingrat, 1983 : 162).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang kami lakukan adalah survei menggunakan google form dan menuliskan data hasil survei ke dalam bentuk diagram serta wawancara.

3.5. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah survei menggunakan google form:
1. Membuat pertanyaan yang diajukan
2. Menulis pertanyaan ke dalam bentuk google form
3. Menyebarkan link google form ke target survei
4. Mengolah data
5. Langkah-langkah survei melalui wawancara::
6. Menyiapkan pertanyaan yang diajukan
7. Membuat perjanjian dengan narasumber untuk wawancara
8. Melakukan wawancara
9. Mengolah data

3.6. Teknik Pengolahan Data

Setelah melakukan survei dengan menggunakan google form. Hasil data tersebut dihitung prosentasenya dan dibuat menjadi diagram.
Rumus yang digunakan untuk menghitung prosentase :












BAB IV
HASIL PENELITIAN


4.1. Data Penelitian

Berdasarkan hasil google form yang kami buat ada 103 orang siswa dan siswi SMA Negeri 3 Bandung  yang menjawab pertanyaan dari kami. Google form ini dibuat dan disebarkan kepada siswa dan siswi SMA Negeri 3 Bandung pada hari Rabu, 27 Maret 2019.

Pertanyaan  pertama

Apakah  kamu pernah mendengar curhatan perihal niat untuk bunuh diri dari temanmu?



Pertanyaan  kedua
Apakah kamu memiliki teman yang terlihat atau bergelagat seperti ingin bunuh diri?
Bila menjawab "iya" di salah satu atau kedua pertanyaan di atas  maka lanjut ke pertanyaan berikutnya
Pertanyaan ketiga
Bagaimanakah ciri-ciri orang yang ingin bunuh diri tersebut?
Pertanyaan keempat
Apakah kamu mencoba menenangkannya?
Pertanyaan kelima:
Apakah kamu memberi support kepada orang tersebut?
Pertanyaan keenam:
Apakah kamu memberi nasihat kepadanya agar tidak melakukan bunuh diri? 
Pertanyaan ketujuh:
Bila kamu melakukan salah satu dari tiga hal di atas, apakah ada perubahan berkurangnya ciri-ciri orang yang ingin bunuh diri tersebut?




4.2. Analisis Data

Pertanyaan pertama:
Berdasarkan data yang sudah kami buat dan kami analisis menghasilkan data bahwa dari 103 yang mengisi pertanyaan pertama 81,6% pernah mendengar curhatan perihal niat untuk bunuh diri dari temannya sedangkan 18,4% tidak pernah mendengar curhatan perihal niat untuk bunuh diri dari temannya.

Pertanyaan kedua:
Berdasarkan data yang sudah kami buat dan kami analisis menghasilkan data bahwa dari 103 yang mengisi pertanyaan kedua 77,7% memiliki teman yang terlihat atau bergelagat seperti ingin bunuh diri  sedangkan 22,3%  tidak memiliki teman yang terlihat atau bergelagat seperti ingin bunuh diri.

Pertanyaan ketiga:
Berdasarkan data yang sudah kami buat dan kami analisis menghasilkan data bahwa dari 91 yang mengisi pertanyaan keempat memiliki teman yang menunjukkan ciri-ciri orang yang ingin bunuh diri seperti :
Murung 45,1 %
Menutup diri 35,2 %
Sering pergi ke tempat yang sepi, contohnya toilet 24,2 %
Pernah mengatakan bahwa ia ingin bunuh diri 56 %
Terdapat bekas cutting 47,3 %
Melukai diri sendiri 50,5 %
Mengucilkan diri dari pergaulan 25,3 %
Lebih sering lari ke media sosial 1,1 %
Pemistis 1,1 %
Tidak mau mendengarkan nasihat orang lain 1,1 %
Selalu menyalahkan diri sendiri 1,1 %

Pertanyaan keempat:
Berdasarkan data yang sudah kami buat dan kami analisis menghasilkan data bahwa dari 91 yang mengisi pertanyaan kelima 87,1% mencoba menenangkan teman yang ingin bunuh diri sedangkan 12,9% tidak mencoba mmenenagkan teman yang ingin bunuh diri.

Pertanyaan kelima:
Berdasarkan data yang sudah kami buat dan kami analisis menghasilkan data bahwa dari 91 yang mengisi pertanyaan keenam 93,4% memberi support kepada teman yang ingin bunuh diri sedangkan 6,6% tidak memberi support kepada teman yang ingin bunuh diri.

Pertanayan keenam:
Berdasarkan data yang sudah kami buat dan kami analisis menghasilkan data bahwa dari 91 yang mengisi pertanyaan ketujuh 89,2% memberi nasihat kepada teman yang ingin bunuh diri agar tidak melakukan bunuh diri sedangkan 10,8% tidak memberi nasihat kepada teman yang ingin bunuh diri agar tidak melakukan bunuh diri.

Pertanyaan ketujuh:
Berdasarkan data yang sudah kami buat dan kami analisis menghasilkan data bahwa dari 91 yang mengisi pertanyaan kedelapan 38% merasakan adanya perubahan berupa berkurangnya kemungkinan perilaku teman yang ingin bunuh diri, 10,9% tidak merasakan adanya perubahan berupa berkurangnya kemungkinan perilaku teman yang ingin bunuh diri, dan 51,1% tidak yakin akan adanya perubahan berupa berkurangnya kemungkinan perilaku teman yang ingi n bunuh diri.





4.3. Analisis wawancara

Pertanyaan pertama:
Apakah Anda pernah memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri?
Analisis jawaban
Narasumber mengatakan dengan jelas bahwa ia pernah berkeinginan untuk melakukan bunuh diri

Pertanyaan kedua:
Faktor apa saja yang membuat Anda berkeinginan untuk melakukan bunuh diri?
Analisis jawaban:
Narasumber merasa bersalah atas dirinya sendiri dan ia mengaku tidak ada orang lain yang bersalah. Dapat disimpulkan bahwa keinginan bunuh diri berasal dari dirinya sendiri karena ia menganggap semua masalah yang ia alami selama ini berasal dari dirinya.

Pertanyaan ketiga:
Apakah ada teman Anda yang memberi dukungan kepada Anda?
Analisis jawaban:
Narasumber mengaku orang-orang di sekitarnya sering memberinya dukungan.

Pertanyaan keempat:
Dukungan apa saja yang Anda dapatkan dari teman-teman Anda?
Analisis jawaban:
Dukungan yang diterima narasumber berupa nasihat dan kebanyakan dukungan melalui lisan.

Pertanyaan kelima:
Pengaruh apa yang Anda rasakan setelah mendapatkan dukungan dari teman Anda?
Analisis jawaban:
Narasumber merasa mendapatkan kembali semangat untuk menjalani hidup. Ia merasa bahwa masih banyak orang yang mendukungnya sehingga ia tidak merasa hidup sendiri. Narasumber juga merasakan kelegaan bila menceritakan perasaannya kepada temannya.


















BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei dan wawancara, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Terdapat faktor yang menyebabkan seorang siswa melakukan tindakan bunuh diri, antara lain karena  faktor keluarga. Siswa yang memiliki masalah dalam keluarganya akan mengalami kebimbangan harga diri dan memiliki perasaan bahwa mereka tidak disukai serta tidak diperlukan. Faktor lain yang menyebabkan seorang siswa melakukan tindakan bunuh diri adalah faktor lingkungan pergaulan. Rasa tidak nyaman dengan pergaulan di sekolah dapat menyebabkan seorang siswa merasa tertekan dan merasa sendiri. Perasaan tersebut dapat menyebabkan seseorang ingin melakukan bunuh diri.
Peran teman sangat penting bagi siswa yang ingin melakukan  tindakan bunuh diri. Dengan adanya teman, siswa yang ingin melakukan bunuh diri tidak akan merasa sendiri. Siswa yang ingin melakukan bunuh diri tersebut merasa lega bila ada sarana untuk menceritakan masalahnya dan memiliki semangat hidupnya kembali karena ada orang yang mendukungnya.
Upaya yang dilakukan orang sekitar terhadap siswa yang ingin melakukan bunuh diri, antara lain, memberi nasihat positif yang bisa mendukung, memberi afeksi, memberi solusi yang meringankan masalahnya, dan memberi dukungan mental agar ia tetap menjalani hidupnya.

5.2. Saran
Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian maka peneliti bermaksud memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat, yaitu sebagai berikut:
Sebagai siswa hendaknya memerhatikan teman di sekelilingnya dan mencoba mengerti akan karakteristik seorang teman. Kepedulian teman harus ditingkatkan pada diri seorang siswa terhadap teman. Jika suatu ketika teman tersebut menunjukkan ciri-ciri seorang yang ingin bunuh diri, hendaknya menjadi teman yang dapat meringankan beban hidupnya dengan memberi afeksi, solusi, serta dukungan yang diperlukan.
Adapun beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang pengaruh teman dalam pencegahan bunuh diri pada remaja adalah:
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan pengaruh teman dalam pencegahan bunuh diri pada remaja.
Peneliti diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam proses pengambilan dan pengumpulan dan segala sesuatunya sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Peneliti selanjutnya diharapkan ditunjang dengan wawancara dengan narasumber yang berkaitan lebih banyak.












DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. Metode Penelitian dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika, 2007.
Horton, Paul B. Chester L. Hunt. Sosiologi. Jakarta : Erlangga.
Johnson, Paul Doyle. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Setiadi, M. Elly. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana, 2011.
Bachtiar Wardi. Sosiologi Klasik Dari Comte Hingga Parson. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.
George  D.  Zgourides  dan  Christie  S.  Zgourides, Sociology  (Cliff’s  Quick Review), New York: IDG Books Worldwide, Inc, 2000.














DAFTAR REFERENSI

http://repository.unpas.ac.id/13023/5/12.%20BAB%20II.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/806/6/10410163%20Bab%202.pdf
http://ahmadrapi01.blogspot.com/2016/09/pengertian-teman-menurut-para-ahli.html
https://media.neliti.com/media/publications/252382-pengaruh-hubungan-sosial-teman-sebaya-te-482a1ab5.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/252382-pengaruh-hubungan-sosial-teman-sebaya-te-482a1ab5.pdf
https://palembang-tribunnews-com.cdn.ampproject.org/v/palembang.tribunnews.com/amp/2019/01/12/6-fakta-baru-eni-yulansari-siswi-sman-10-palembang-yang-bunuh-diri-terungkap-isi-surat-terakhirnya?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=http%3A%2F%2Fpalembang.tribunnews.com%2F2019%2F01%2F12%2F6-fakta-baru-eni-yulansari-siswi-sman-10-palembang-yang-bunuh-diri-terungkap-isi-surat-terakhirnya






Komentar